Saturday, April 15, 2017

Uncertain: Combination of Loneliness and Insecure

Akhir-akhir ini, perasaan risau, gundah, tidak tenang berkembang biak bak penyakit di tubuh saya. Saya termasuk orang yang mudah stres. Akibatnya saya bisa menangis tiba-tiba, atau berbicara sendiri sampai tertidur.

Kemudian saya Googling mengenai gejala ini. Hasilnya seperti yang saya duga sebelumnya, saya termasuk orang yang kesepian dan mudah cemas.

Seperti yang dikutip dari situs ini, saya termasuk orang yang sulit tidur tetapi sekalinya bisa tidur, saya seperti mayat alias tidak bangun-bangun. Pernah saya tidur 24 jam lamanya. Lalu saya termasuk orang yang paling lama mandinya. Mandi paling cepat 25 menit, durasi mandi terlama 35 menit hingga 1 jam. Jangan tanya ngapain saja saya di kamar mandi ya.

Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar saya mengetahui dua hal ini, tetapi mereka tidak tahu alasan jelas dibalik saya melakukan hal itu. Saya pun awalnya tidak mengetahui alasan dibalik itu. Setelah saya telusuri, saya melakukan hal itu karena (tanpa sadar) saya mengetahui betul bahwa tidak ada orang lain yang 'menunggu' saya. Literally.

Poin penting lainnya adalah saya selalu sendiri. Kemana pun atau melakukan apapun selalu sendiri, entah itu saat belanja, makan, maupun nonton di bioskop. Saya pikir ini adalah hal yang menjadikan saya perempuan independen, tetapi nyatanya tidak. Ini menyedihkan.

Kebiasaan sendiri ini sudah mendarah daging. Maka dari itu, ketika tidak mood keluar untuk belanja atau makan, saya akan berbelanja online dan memesan makanan melalui ojeg online. Rasanya seperti meminimalisir kontak dengan dunia luar, dan sejujurnya hal ini membuat saya nyaman. 

Hakikatnya manusia itu makhluk sosial, tetapi sepertinya saya setengahnya dari manusia. Saya 80% introvert dan 20% extrovert.

Saya bersosialisasi jika ada perlunya saja, seperti ketika ada pekerjaan atau project. Jika tak ada, saya kembali sendiri. Tetapi di sisi lain, saya termasuk orang yang mudah bergaul dan terbuka kepada siapa pun. Namun semua itu tak membuat rasa kesepian dan cemas dalam diri saya pudar begitu saja. Rasanya seperti kesepian dalam keramaian.

Menurut Wikipedia, Loneliness is an unpleasant feeling in which a person experiences a strong sense of emptiness and solitude resulting from inadequate levels of social relationships. However, it is a subjective experience. Loneliness has also been described as social pain - a psychological mechanism meant to alert an individual of undesired isolation and motivate her/him to seek social connections.

Kesepian adalah pengalaman subjektif seseorang, dan beginilah pengalaman saya. I hope this isn't lasting too long, karena saya capek merasa kesepian dan cemas sendiri, tanpa sebab yang pasti.

PS: Saat menulis postingan ini, saya mendapat kabar duka. Tante kami tercinta meninggal dunia pada 14 April 2017 pukul 20:50 WIB. Tante, maaf saya tidak sempat menengoki tante sebelumnya. Saya lega tante sudah tidak perlu merasakan sakit lagi dan saya yakin tante sudah tenang di tempat terbaik di sisiNya, dan terima kasih telah melahirkan kedua anak yang hebat. Dari kedua anak tante, saya belajar mengenai banyak hal. Mereka sepupu terbaik yang pernah saya miliki. Terima kasih dan selamat jalan, tante.

No comments:

Post a Comment